Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Kartini dan Muslimah dalam Rahim Sejarah

Judul : Kartini dan Muslimah dalam Rahim Sejarah Penulis : Rahayu Amatullah Penerbit : Indiva Cetakan : Pertama, April 2017 Tebal : 144 halaman Semua orang yang mengaku warga negara Indonesia tentunya tidak asing dengan nama Kartini. Seorang perempuan dari Jepara yang memperjuangkan emansipasi. Tapi benarkah seperti itu? Apa sebenarnya yang diperjuangkan oleh Kartini? Bagaimana kalau ternyata sejarah yang selama ini ditanamkan kepada kita sudah dipelintir sana sini? Dan taukah kita bahwa jauh sebelum Kartini lahir telah ada muslimah-muslimah yang tak sedikit jumlahnya yang turut berperan besar untuk kepentingan bangsa ini? Buku ini meskipun tergolong tipis namun mampu mengusik kesadaran kita tentang pertanyaan-pertanyaan di atas. Berisi ulasan singkat kehidupan Kartini dan apa yang sesungguhnya ia perjuangkan. Juga dibahas tentang sosok-sosok muslimah di balik kemajuan bangsa di masa kerajaan Majapahit hingga masa penjajahan Portugis. Bagian kedua dalam buku ini membahas

Sang Juragan Teh

Judul : Sang Juragan Teh Judul Asli : Heren van de thee Penulis : Hella S. Haasse Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Penerjemah : Indira Ismail Tebal : 440 halaman Berkisah tentang Rudolf Kerkhoven. Pemuda dengan tekad kuat untuk membuka dan mengolah perkebunan tehnya sendiri. Ia hidup di masa Kolonial Belanda masih berkuasa di Hindia. Lulus dari sekolahnya di Belanda, ia menumpang kapal menyusul orang tuanya ke Hindia, tepatnya di daerah Priangan. Ia kemudian jatuh cinta pada alam Gambung dan kemudian pantang menyerah membuka perkebunan teh di tempat itu meskipun menghadapi medan yang sulit dan diremehkan orang-orang dekatnya. Di Hindia, ia tidak hanya menemukan mimpinya tetapi juga pelabuhan hatinya. Ia menikah dan hidup bahagia bersama keluarganya. Namun sayang, sepertinya hanya ia yang merasa bahagia, karena ternyata istrinya tidak merasakan hal yang sama. Sampai pada akhirnya, kenyataan pahit harus ia hadapi justru saat perkebunannya sedang berjaya. -------------