Langsung ke konten utama

Relawan Sehari : Kelas Inspirasi Malang 5



Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia mengaku
Bertumpah darah satu Tanah Air Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia mengaku
Berbangsa satu Bangsa Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa persatuan Bahasa Indonesia

Lantang terdengar ikrar Sumpah Pemuda di kaki Gunung Kelud. Sabtu itu, tanggal 28 Oktober 2017, dilaksanakan upacara memperingati hari Sumpah Pemuda di halaman SDN Pandansari 4. Sekolah yang terletak dalam zona bahaya Gunung Kelud itu tampak berbeda dengan hari-hari biasanya. Di tepi barisan berjajar wajah-wajah yang tampak asing di mata siswa.

Gerbang sederhana SDN Pandansari 4

Menit demi menit berlalu, amanat pembina upacara telah disampaikan, serangkaian protokol upacara pun telah dilaksanakan. Tibalah saatnya perkenalan wajah-wajah asing di ujung barisan kepada anak-anak. Rasa penasaran pun terjawab, mereka kini paham bahwa sekolah mereka terpilih untuk dikunjungi oleh para relawan Kelas Inspirasi Malang 5.

Begitu mengetahui bahwa akan ada kakak-kakak relawan dari berbagai profesi yang akan mengajar mereka hari itu, mereka sontak masuk ke kelas masing-masing dengan antusias.

Satu per satu relawan bergiliran mengajar dari kelas 1 sampai 6. Kebetulan aku mendapat bagian untuk mengajar kelas 1 dan 2. Namanya juga anak-anak, ada yang antusias memperhatikan namun tak sedikit pula yang dengan cueknya menganggap saat itu adalah kesempatan emas untuk sarapan dan bermain 😅.

Di tengah keruwetan euforia "jam kosong" tersebut, segala macam cara kulakukan untuk menarik perhatian mereka seperti mengajak bernyanyi (dengan suara sumbang 😂) dan menggambar bersama.

Rangkaian acara Kelas Inspirasi ditutup dengan penempelan puluhan potongan kertas berbentuk topi toga bertuliskan nama dan cita-cita masing-masing siswa. Kertas tersebut ditempelkan secara bergantian pada sebuah peta besar Indonesia. Mengapa topi toga dan peta? Mengapa bukan pohon, langit atau awan? Alasannya adalah karena kami memiliki harapan besar agar siswa-siswi SDN Pandansari 4 kelas dapat meraih pendidikan setinggi mungkin dan menjadi tonggak perubahan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Banner peta Indonesia untuk penempelan kertas cita-cita

Melelahkan memang mengajar anak-anak, apalagi untukku yang mendapat bagian kelas 1 dan 2. Suaraku, yang mungkin hanya beberapa tingkat di atas bisikan, dengan mudahnya terkalahkan oleh teriakan mereka 😅.

Namun di balik letih tersimpan rasa bahagia yang tak terlukiskan dengan kata 😀. Terima kasih teman-teman rombel SDN Pandansari 4. Terima kasih KI Malang 5. Atas pengalaman berharga yang terselip dalam Hari Sumpah Pemuda tahun ini.

Kelas Inspirasi Malang 5
Rombel SDN Pandansari 4
  • Lokasi : Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur
  • Waktu : Sabtu, 28 Oktober 2017
  • Relawan Pengajar : Eko cahyo (Analis Bisnis), Retno (Pengajar ABK), Glos (Dokter Umum), Laura (Analis Sistem), Dwi (Freight Forwarding), Bejo (Seniman), Ve (Arsitek)
  • Relawan Dokumentator : Maul (Fotografer), Kukuh (Fotografer), Yamamo (Videografer), Benita (Fotografer)
  • Relawan Fasilitator : Angga, Devi, Reni


Yogyakarta, 31 Oktober 2017

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relawan Sehari : Kelas Inspirasi Boyolali 2

Ini adalah kisahku saat mengikuti Kelas Inspirasi Boyolali 2. Sudah cukup lama aku ingin bergabung menjadi relawan Kelas Inspirasi (KI) dan Alhamdulillah saat itu aku terpilih menjadi bagian dari para relawan pengajar. Awalnya sempat ragu apakah aku bisa mengajar anak-anak usia SD. Materi apa nanti yang akan aku sampaikan di hadapan mereka. Bagaimana jika materiku tidak menarik minat mereka. Dan berbagai keraguan lain memenuhi benakku saat itu. Sungguh sangat khawatir dan groginya aku. Apalagi saat aku bertemu dengan relawan lain yang sudah beberapa kali ikut KI, makin minder dan cemas. Halaman sekolah SDN 3 Gunung Hari yang dinanti pun tiba. Aku dan teman-teman sekelompok mendapat tugas untuk mengisi KI di SDN 3 Gunung, Simo, Boyolali. Letak SD ini cukup jauh dari pusat Kota Boyolali dan lingkungan sekitarnya pun masih asri. Bila aku tidak salah hitung, total jumlah siswanya sekitar 39 anak terbagi menjadi 6 kelas. Pagi hari pukul 07.00 WIB kami berangkat dari

The Storied Life of A.J. Fikry

  Judul : The Storied Life of A.J. Fikry Penulis : Gabrielle Zevin Penerjemah : Eka Budiarti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Cetakan : I, 2017 Tebal : 280 halaman Cerita tentang A.J, seorang kutu buku pemilik toko buku di Pulau Kecil. Ia sinis, tapi baik. Malang sekaligus beruntung. Kisah berawal ketika A.J ditinggal mati oleh istrinya, satu setengah tahun yang lalu. Tidak ada semangat dalam hidupnya. Bahkan saat membacanya aku pikir ia linglung dan hampir gila. Hingga ia mendapat bingkisan yang membuatnya melakukan suatu hal yang mungkin tak pernah ia bayangkan akan melakukannya. Sejak itu hidupnya berubah. Membaca buku ini seperti setengah membaca review sastra. A.J bukan sekedar pemilik toko buku, tapi juga pustakawan. Tanyakan buku apa saja, ia bisa memberimu ulasannya, yang kebanyakan disertai kesinisan tentu saja. Aku kagum kepada tokoh-tokoh di buku ini yang berada di level tinggi membaca. Seru sekali membaca percakapan mereka tentang suatu buku. Alur buku ini sed

Ayah

Judul : Ayah Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Pustaka Cetakan : keenambelas, Februari 2017 Tebal : 396 halaman Cinta buta. Mungkin kata itu yang terlintas untuk menggambarkan kisah cinta sepihak Sabari, pemuda polos, lugu, dan cenderung norak, terhadap Lena. Apapun telah dilakukan Sabari demi menarik perhatian Lena. Dari mulai mengirim surat dan puisi, mengirim lagu-lagu lewat radio, serta menjadi apapun yang disukai Lena. Namun Lena sedikitpun tidak menghiraukan Sabari, bahkan mungkin Lena tidak pernah menggagap Sabari ada di dunia ini. Meskipun mengalami penolakan demi penolakan, Sabari tidak pernah menyerah mencintai Lena. Bahkan saat Lena hamil dengan laki-laki yang tidak mau bertanggung jawab, Sabari dengan kerelaan hati dan kegembiraan yang meluap bersedia menikahi Lena. Pernikahan tidak serta merta membuat Sabari mendapatkan cinta Lena. Mereka hidup terpisah karena Lena tidak sudi tinggal bersama Sabari. Setelah anaknya lahir, Sabari lah yang setiap