Saat melihat temanmu mendapatkan kemewahan dari orang tuanya, sedangkan bagimu hal itu terlihat jauh dari jangkauan
Saat mendengar temanmu mendapatkan kemudahan melanjutkan pendidikan karena orang tuanya, sedangkan bagimu hal itu harus dibayar dengan darah dan air mata
Saat mendapati temanmu mendapatkan posisi pekerjaan bergengsi sebab orang tuanya, sedangkan bagimu hal itu hanya sebatas angan
Mungkin akan terlintas di benakmu keinginan menyalahkan takdir
Kecewa kenapa terlahir dari orang tuamu dengan keadaan yang biasa-biasa saja
Yang tidak bisa memberikan seperti yang teman-temanmu dapatkan
Mungkin hanya sepintas rasa itu hadir
Hanya sekelebat rasa itu mengusik
Tapi setitik rasa itu sungguh sangat tidak pantas kau rasa
Segeralah kau sadari
Bukankah orang tuamu yang dengan tulus mengharapkan kehadiranmu di dunia
Bukankah orang tuamu yang setiap malam kau paksa terjaga oleh rengekanmu
Bukankah orang tuamu yang tiada sedetikpun terlewat dari mendaras doa untuk keselamatanmu
Bukankah orang tuamu yang rela berpeluh demi mencukupi kebutuhanmu
Bukankah orang tuamu yang pertama mendekap dalam kesedihanmu
Bukankah orang tuamu yang selalu membuka pintu untuk menerimamu
Bukankah orang tuamu yang dengan berani menerima tanggung jawab menyelamatkanmu dari api neraka
Dan ingatkah kamu, mengapa kau terlahir dari orang tuamu
Dialah Sang Maha Pencipta yang menitipkanmu pada orang tuamu
Dialah Sang Maha Penyayang yang mengalirkan kasih sayangNya melalui orang tuamu
Maka pikirkanlah itu
Semayamkan di hatimu selamanya
Jangan biarkan apapun merusak rasa syukurmu terhadap kedua orang tuamu dan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang terbaik untukmu
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” " (QS. Al-Ahqaf : 15)
Saat mendengar temanmu mendapatkan kemudahan melanjutkan pendidikan karena orang tuanya, sedangkan bagimu hal itu harus dibayar dengan darah dan air mata
Saat mendapati temanmu mendapatkan posisi pekerjaan bergengsi sebab orang tuanya, sedangkan bagimu hal itu hanya sebatas angan
Mungkin akan terlintas di benakmu keinginan menyalahkan takdir
Kecewa kenapa terlahir dari orang tuamu dengan keadaan yang biasa-biasa saja
Yang tidak bisa memberikan seperti yang teman-temanmu dapatkan
Mungkin hanya sepintas rasa itu hadir
Hanya sekelebat rasa itu mengusik
Tapi setitik rasa itu sungguh sangat tidak pantas kau rasa
Segeralah kau sadari
Bukankah orang tuamu yang dengan tulus mengharapkan kehadiranmu di dunia
Bukankah orang tuamu yang setiap malam kau paksa terjaga oleh rengekanmu
Bukankah orang tuamu yang tiada sedetikpun terlewat dari mendaras doa untuk keselamatanmu
Bukankah orang tuamu yang rela berpeluh demi mencukupi kebutuhanmu
Bukankah orang tuamu yang pertama mendekap dalam kesedihanmu
Bukankah orang tuamu yang selalu membuka pintu untuk menerimamu
Bukankah orang tuamu yang dengan berani menerima tanggung jawab menyelamatkanmu dari api neraka
Dan ingatkah kamu, mengapa kau terlahir dari orang tuamu
Dialah Sang Maha Pencipta yang menitipkanmu pada orang tuamu
Dialah Sang Maha Penyayang yang mengalirkan kasih sayangNya melalui orang tuamu
Maka pikirkanlah itu
Semayamkan di hatimu selamanya
Jangan biarkan apapun merusak rasa syukurmu terhadap kedua orang tuamu dan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang terbaik untukmu
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” " (QS. Al-Ahqaf : 15)
Komentar
Posting Komentar