Langsung ke konten utama

Jangan Bangga Menjadi Orang Awam

"Jangan bangga jadi orang awam"


Sepenggal kalimat dari Prof. Yunahar Ilyas rahimahullah yang saya ingat saat menjadi moderator suatu acara di kampus. Saat itu beliau mengomentari orang-orang yang sering mengatakan bahwa mereka awam akan suatu hal sehingga meminta pemakluman atas kesalahan yang diperbuat.

Agaknya kalimat itu sejalan dengan pesan peribahasa yang sudah ribuan kali kita dengar sejak masih di bangku sekolah dasar. Janganlah seperti katak dalam tempurung. Ya...kita memang dituntut untuk memperluas wawasan, belajar banyak hal, dan tidak terlena pada kenyamanan.

Ironisnya, pada zaman maju sekarang ini, saat sumber informasi melimpah ruah, justru orang-orang dengan bangga menyandangi diri dengan predikat awam. Syukur kalau awam karena belum tahu, tapi sungguh celaka kalau ternyata alasan sesungguhnya adalah malas mencari tahu.

Tak pantas rasanya bila kita menyiakan anugerah Tuhan yang membuat manusia menjadi makhluk paling mulia, yaitu akal. Marilah kita belajar sebanyak-banyaknya, mencari tahu sebanyak-banyaknya dan biarkan kita tercengang dengan pengetahuan-pengetahuan baru, kenyataan-kenyataan baru, baik atau buruk. Bukan justru dengan bangga membuat tempurung bagi diri sendiri dan tertidur lelap di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serial Anak-anak Mamak

Judul : Eliana, Pukat, Burlian, Amelia Pengarang : Tere Liye Eliana si anak pemberani Pukat si anak pintar Burlian si anak spesial Amelia si anak kuat Keempatnya adalah anak dari Mamak dan Bapak yang dibesarkan dengan pemahaman hidup yang indah. Hidup di daerah terpencil dan dalam keluarga yang sederhana tidak mematikan cita-cita mereka untuk melihat dunia. Cerita keempatnya bukan hanya sekedar cerita anak-anak. Namun juga merupakan suatu panduan parenting untuk para orang tua. Mereka dapat belajar bagaimana menanamkan pemahaman hidup yang baik kepada anak-anaknya. Boyolali, 11 Juli 2017

Sang Juragan Teh

Judul : Sang Juragan Teh Judul Asli : Heren van de thee Penulis : Hella S. Haasse Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Penerjemah : Indira Ismail Tebal : 440 halaman Berkisah tentang Rudolf Kerkhoven. Pemuda dengan tekad kuat untuk membuka dan mengolah perkebunan tehnya sendiri. Ia hidup di masa Kolonial Belanda masih berkuasa di Hindia. Lulus dari sekolahnya di Belanda, ia menumpang kapal menyusul orang tuanya ke Hindia, tepatnya di daerah Priangan. Ia kemudian jatuh cinta pada alam Gambung dan kemudian pantang menyerah membuka perkebunan teh di tempat itu meskipun menghadapi medan yang sulit dan diremehkan orang-orang dekatnya. Di Hindia, ia tidak hanya menemukan mimpinya tetapi juga pelabuhan hatinya. Ia menikah dan hidup bahagia bersama keluarganya. Namun sayang, sepertinya hanya ia yang merasa bahagia, karena ternyata istrinya tidak merasakan hal yang sama. Sampai pada akhirnya, kenyataan pahit harus ia hadapi justru saat perkebunannya sedang berjaya. -------------...

Relawan Sehari : Kelas Inspirasi Boyolali 2

Ini adalah kisahku saat mengikuti Kelas Inspirasi Boyolali 2. Sudah cukup lama aku ingin bergabung menjadi relawan Kelas Inspirasi (KI) dan Alhamdulillah saat itu aku terpilih menjadi bagian dari para relawan pengajar. Awalnya sempat ragu apakah aku bisa mengajar anak-anak usia SD. Materi apa nanti yang akan aku sampaikan di hadapan mereka. Bagaimana jika materiku tidak menarik minat mereka. Dan berbagai keraguan lain memenuhi benakku saat itu. Sungguh sangat khawatir dan groginya aku. Apalagi saat aku bertemu dengan relawan lain yang sudah beberapa kali ikut KI, makin minder dan cemas. Halaman sekolah SDN 3 Gunung Hari yang dinanti pun tiba. Aku dan teman-teman sekelompok mendapat tugas untuk mengisi KI di SDN 3 Gunung, Simo, Boyolali. Letak SD ini cukup jauh dari pusat Kota Boyolali dan lingkungan sekitarnya pun masih asri. Bila aku tidak salah hitung, total jumlah siswanya sekitar 39 anak terbagi menjadi 6 kelas. Pagi hari pukul 07.00 WIB kami berangkat dari ...