Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pernah Tenggelam

Judul : Pernah Tenggelam Penulis : Fuadh Naim Penerbit : Al-Fatih Press Cetakan : Pertama, September 2019 Tebal : 227 Halaman Pernah dengar istilah Hallyu? Atau dalam bahasa Inggrisnya disebut K-wave. Para K-lovers tentu sudah khatam dengan istilah-istilah ini. Tapi bagi saya yang bukan K-lover banget, cuma suka tempat jalan-jalannya aja 😁, paham makna istilah ini justru setelah baca buku Pernah Tenggelam. Awalnya saya kira K-wave menyangkut K-drama dan K-pop saja, ternyata kedua hal itu hanya bagian kecil dari K-wave. Sebagian lainnya menyangkut makanannya, culture, skin care, dll. Jadi intinya Hallyu itu adalah all about Korea. Nah, kita sebagai manusia tentunya sah saja kan menyukai sesuatu, tapi kalau rasa suka tersebut sudah kelewatan dan bahkan menjauhkan kita dari agama kita maka ini yang harus kita renungkan. Apakah kecintaan kita itu benar? Apakah yang kita bela itu memang patut dibela? Apakah Allah suka dengan kelakuan kita itu? Buku ini merupakan sarana dakwa

Kartini dan Muslimah dalam Rahim Sejarah

Judul : Kartini dan Muslimah dalam Rahim Sejarah Penulis : Rahayu Amatullah Penerbit : Indiva Cetakan : Pertama, April 2017 Tebal : 144 halaman Semua orang yang mengaku warga negara Indonesia tentunya tidak asing dengan nama Kartini. Seorang perempuan dari Jepara yang memperjuangkan emansipasi. Tapi benarkah seperti itu? Apa sebenarnya yang diperjuangkan oleh Kartini? Bagaimana kalau ternyata sejarah yang selama ini ditanamkan kepada kita sudah dipelintir sana sini? Dan taukah kita bahwa jauh sebelum Kartini lahir telah ada muslimah-muslimah yang tak sedikit jumlahnya yang turut berperan besar untuk kepentingan bangsa ini? Buku ini meskipun tergolong tipis namun mampu mengusik kesadaran kita tentang pertanyaan-pertanyaan di atas. Berisi ulasan singkat kehidupan Kartini dan apa yang sesungguhnya ia perjuangkan. Juga dibahas tentang sosok-sosok muslimah di balik kemajuan bangsa di masa kerajaan Majapahit hingga masa penjajahan Portugis. Bagian kedua dalam buku ini membahas

Sang Juragan Teh

Judul : Sang Juragan Teh Judul Asli : Heren van de thee Penulis : Hella S. Haasse Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Penerjemah : Indira Ismail Tebal : 440 halaman Berkisah tentang Rudolf Kerkhoven. Pemuda dengan tekad kuat untuk membuka dan mengolah perkebunan tehnya sendiri. Ia hidup di masa Kolonial Belanda masih berkuasa di Hindia. Lulus dari sekolahnya di Belanda, ia menumpang kapal menyusul orang tuanya ke Hindia, tepatnya di daerah Priangan. Ia kemudian jatuh cinta pada alam Gambung dan kemudian pantang menyerah membuka perkebunan teh di tempat itu meskipun menghadapi medan yang sulit dan diremehkan orang-orang dekatnya. Di Hindia, ia tidak hanya menemukan mimpinya tetapi juga pelabuhan hatinya. Ia menikah dan hidup bahagia bersama keluarganya. Namun sayang, sepertinya hanya ia yang merasa bahagia, karena ternyata istrinya tidak merasakan hal yang sama. Sampai pada akhirnya, kenyataan pahit harus ia hadapi justru saat perkebunannya sedang berjaya. -------------

Sejenak Hening

Judul : Sejenak Hening Penulis : Adjie Santosoputro Penerbit : Metagraf Cetakan : Keempat, 2018 Tebal : xviii+310 halaman Buku ini iseng-iseng saya beli saat mampir ke stand buku di suatu Supermarket. Saya tertarik membeli setelah membaca blurb dan melihat covernya yang simpel tapi cantik. Rupanya buku ini semacam kumpulan tulisan-tulisan mas Adjie di blog pribadinya. Isinya tentang ajakan untuk sejenak hening. Bukan maksudnya untuk menyendiri ke pedalaman hutan atau gua. Namun lebih kepada "menciptakan" keheningan dari hiruk pikuk pikiran yang melintas di otak maupun benak. Bagaimana menciptakan keheningan itu? Ternyata tidak perlu tempat atau keadaan khusus. Hanya perlu diam sejenak dan menikmati apa yg kita lakukan "saat ini" tanpa lintasan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Sehingga kita lebih bisa menikmati dan mensyukuri waktu kini yang sangat berharga. Dengan begitu pikiran kita akan terasa lebih ringan dan tentunya membuat kita lebih

Orang-Orang Biasa

Judul : Orang-Orang Biasa Penulis : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Pustaka Cetakan : Pertama, Februari 2019 Tebal : xii+262 Ada orang-orang yang dilahirkan ke muka bumi ini memang untuk berjaya. Tak peduli durjana tabiatnya. Ada pula orang-orang yang memang dilahirkan ke muka bumi ini untuk termangu-mangu memikirkan hidup yang sulit (Hal. 51 & 56). Ironi. Tapi memang begitulah adanya. Seringnya kaum berjaya tersebut menindas kaum lain yang dianggapnya lemah. Maka ketidakadilan merebak tak terelakkan. Adalah 10 kawanan orang dungu nan lugu yang tinggal di Belantik. Sudahlah hidupnya sulit oleh nasib, masih ditambah beban ketidakadilan. Aini, anak salah 1 dari mereka berhasil lulus tes masuk Fakultas Kedokteran universitas negeri ternama. Malang ia tak punya cukup uang untuk membayar uang muka. Segala macam bank dan kospin di seluruh penjuru Belantik menolak permohonan peminjaman dana oleh sebab tak ada apapun yang bisa menjadi jaminan. Apakah anak orang miskin t

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Judul : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat Penulis : Mark Manson Penerjemah : F. Wicaksono Penerbit : Grasindo Cetakan : kesembilan, September 2018 Tebal : 246 halaman Don't let anyone defines your happiness. Agaknya ungkapan itu yang ingin disampaikan oleh Mark Manson. Begitulah setidaknya yang saya tangkap dari buku ini. Sering kali kita menetapkan standar orang lain untuk diterapkan pada diri kita. Padahal tentunya keadaan setiap orang berbeda. Itu lah salah satu yang membuat hidup kita tidak bahagia dan justru kita sendiri yang sebenarnya menciptakan ketidakbahagiaan itu namun kita terus menyalahkan orang lain alih-alih diri sendiri. Kemudian celakanya hal itu menimbulkan ketidakbahagian selanjutnya. Begitu seterusnya. Mirip lingkaran setan. Dalam buku ini penulis mencoba berbagi pemikirannya agar tidak terjebak dalam lingkaran setan tersebut. Tentang bagaimana bersikap masa bodoh pada hal di luar diri kita dan fokus pada diri sendiri tanpa menjadi egois.

Andai Mereka Bisa Bicara

Judul : Andai Mereka Bisa Bicara (If Only They could Talk) Penulis : James Herriot Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Cetakan : Kedua, Mei 2012 Tebal : 308 halaman Awalnya saya mengira buku ini semacam fabel yang menceritakan kehidupan hewan ternak. Setelah membaca ternyata saya dapati buku ini tidak ada sama sekali percakapan antar hewannya, apalagi tokohnya, semua manusia. Singkatnya, buku ini menceritakan pengalaman penulis (James Herriot) sebagai dokter hewan baru. Ia mendapat kesempatan untuk menjadi asisten dokter hewan senior di desa kecil yang indah bernama Darrowby. Kesehariaannya di bekerja di desa itu lah yang ia tuliskan dalam buku ini. Tentang bagaimana ia membantu mengobati ternak yang sakit, menolong persalinan hewan ternak di dalam kandang saat dini hari di musim dingin, hingga diangkat menjadi paman dari anjing peliharaan seorang konglomerat. Pengalaman-pengalaman itu ia ceritakan dengan gaya ringan dan kocak sehingga saya sangat menikmati membacanya. Ter