Langsung ke konten utama

Terusir


Judul : Terusir
Pengarang : Hamka
Penerbit : Gema Insani
Cetakan : Keempat, Agustus 2017
Tebal : 132 halaman

Terusir merupakan karya Hamka yang lagi-lagi mengandung kritik sosial yang masih relevan untuk masyarakat masa kini. Novel ini bercerita tentang konflik rumah tangga Azhar dan Mariah yang berujung tragis.

Sejak awal keluarga Azhar memang tidak menyukai Mariah, hingga suatu hari mereka melontarkan fitnah keji atas Mariah. Azhar yang termakan fitnah mengusirnya tanpa memperbolehkan untuk membawa anak semata wayangnya.

Untuk menyambung hidup, Mariah bekerja pada keluarga Belanda yang kemudian membawanya ke Jakarta. Hidupnya kembali susah setelah keluarga itu kembali ke tanah asalnya dan ia ditipu oleh suami barunya.

Mariah mencari pekerjaan kemanapun dan apapun. Namun tidak ada satu pun yang mau membantunya. Hingga akhirnya ia memilih jalan hina itu.

Beberapa tahun berselang. Mariah kini telah menjadi primadona di dunia gelap. Saat itulah ia dipertemukan dengan Sofyan, anak satu-satunya yang telah sukses menjadi pengacara, dalam peristiwa tak terduga. Mariah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya membunuh seorang pelanggan di rumah bordir dan Sofyanlah yang diberi tugas untuk menjadi pengacara Mariah.

Pada saat proses persidangan, disaksikan oleh Azhar dan Sofyan, Mariah membeberkan perjalanan hidupnya yang pilu.

Berbagai rasa campur aduk saat membaca buku ini. Antara kesal dengan keputusan yang diambil secara kurang bijak oleh tokoh-tokohnya hingga getir membayangkan penderitaan Mariah.

Hal yang paling menarik buat saya dari buku ini adalah saat Sofyan berusaha difitnah oleh musuhnya dengan cara menggodanya menggunakan wanita bayaran. Di bagian itu penulis membuat penyelesaian konflik dengan hal yang tak terduga.

Setelah membaca buku ini ada 2 pesan yang menurutku coba disampaikan oleh penulis, yaitu :
1. Dalam kehidupan Rumah Tangga harus ada kepercayaan antara suami dan istri sehingga tidak mudah terhasut fitnah.
2. Meskipun masyarakat mengecam prostitusi namun secara tidak sadar mereka juga turut berperan membuka jalan praktek haram tersebut. Kebanyakan orang tidak peduli dengan kesulitan orang di sekitarnya dan bahkan enggan membantu meringankan beban mereka sehingga tidak heran bila akhirnya mereka yang merasa kecewa dengan penolakan saat meminta bantuan memilih jalan pintas terjun ke dunia kelam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serial Anak-anak Mamak

Judul : Eliana, Pukat, Burlian, Amelia Pengarang : Tere Liye Eliana si anak pemberani Pukat si anak pintar Burlian si anak spesial Amelia si anak kuat Keempatnya adalah anak dari Mamak dan Bapak yang dibesarkan dengan pemahaman hidup yang indah. Hidup di daerah terpencil dan dalam keluarga yang sederhana tidak mematikan cita-cita mereka untuk melihat dunia. Cerita keempatnya bukan hanya sekedar cerita anak-anak. Namun juga merupakan suatu panduan parenting untuk para orang tua. Mereka dapat belajar bagaimana menanamkan pemahaman hidup yang baik kepada anak-anaknya. Boyolali, 11 Juli 2017

Relawan Sehari : Kelas Inspirasi Boyolali 2

Ini adalah kisahku saat mengikuti Kelas Inspirasi Boyolali 2. Sudah cukup lama aku ingin bergabung menjadi relawan Kelas Inspirasi (KI) dan Alhamdulillah saat itu aku terpilih menjadi bagian dari para relawan pengajar. Awalnya sempat ragu apakah aku bisa mengajar anak-anak usia SD. Materi apa nanti yang akan aku sampaikan di hadapan mereka. Bagaimana jika materiku tidak menarik minat mereka. Dan berbagai keraguan lain memenuhi benakku saat itu. Sungguh sangat khawatir dan groginya aku. Apalagi saat aku bertemu dengan relawan lain yang sudah beberapa kali ikut KI, makin minder dan cemas. Halaman sekolah SDN 3 Gunung Hari yang dinanti pun tiba. Aku dan teman-teman sekelompok mendapat tugas untuk mengisi KI di SDN 3 Gunung, Simo, Boyolali. Letak SD ini cukup jauh dari pusat Kota Boyolali dan lingkungan sekitarnya pun masih asri. Bila aku tidak salah hitung, total jumlah siswanya sekitar 39 anak terbagi menjadi 6 kelas. Pagi hari pukul 07.00 WIB kami berangkat dari ...

Yang Fana adalah Waktu

Judul : Yang Fana adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Penerbit : Gramedia Cetakan : Pertama, Maret 2018 Tebal : vi+146 halaman Buku ini adalah buku terakhir dari trilogi Hujan di Bulan Juni. Menceritakan kelanjutan hubungan antara Sarwono dan Pingkan yang oleh keadaan terpisah jarak dan waktu. Juga diceritakan perihal Pingkan yang dilibatkan dalam drama perjodohan Katsuo oleh ibunya. Bagi saya yang buta sastra, membaca bagian terakhir ini terasa lebih mudah dibandingkan dengan membaca kedua pendahulunya. Kalimat-kalimat di dalamnya lebih tidak rumit menurut saya. Tidak ada lompatan-lompatan cerita antara kehidupan nyata dan fana seperti yang banyak terdapat dalam buku kedua. Penggalan-penggalan puisi pun jarang dijumpai di buku ketiga ini. Untuk jalan ceritanya sebenarnya biasa aja. Akhirnya mudah ditebak. Pun tidak banyak konflik yang disajikan. Dan saya kira tujuan Pak Sapardi saat menulis trilogi ini bukan untuk menonjolkan jalan ceritanya namun lebi...